SMK Nurussalaf Kemiri, Sekolah Pesantren berbasis NU di Purworejo yang mengembangkan Robotica

tglpost 2021-03-25 tukangpost Team IT ketegori Kegiatan Siswa

KEMIRI, Hingga saat ini SMK Nurussalaf (NS) Kemiri masih menjadi satu-satunya sekolah berbasis pesantren Nahdlatul 'Ulama (NU) di Kabupaten Purworejo yang mengembangkan robotica sebagai kegiatan ekstra kulikuler siswa.

Ditemui di ruangannya, Kepala SMK NS Khoiril Adlan, SPd.I, M.Pd.I mengungkapkan, berkat kelebihannya itu, SMK NS langsung ditunjuk pihak MKKS SMK untuk mewakili Purworejo pada Lomba LKS tingkat provinsi tahun ini.

Memang bukan perkara yang mudah untuk bisa mencapai prestasi tersebut. Khoiril menuturkan, selama tiga tahun berturut- turut SMK NS yang saat ini memiliki 635 siswa selalu menjadi wakil Purworejo di ajang kompetensi bergengsi untuk siswa SMK itu.

Dua tahun berturut-turut SMK NS berhasil menjadi Juara 3 tingkat provinsi, menyisihkan sekolah lain yang dalam hal prestasi dan nama lebih bonafid. “Alhamdulillah, SMK NS yang nota bene merupakan sekolah pinggiran dan berada di tempat terpencil bisa bersaing dengan sekolah besar di kota besar,” ucap Bapak Khoiril, Selasa (23/3).

Untuk kepentingan ekstra kulikuler robotica, Khoiril mengaku, pihaknya tidak tanggung- tanggung mengeluarkan biaya. Termasuk untuk membeli Robot Festo V3 seharga Rp 300 juta untuk mengikuti lomba LKS tahun lalu. Tentu saja tidak semua SMK di Purworejo punya kemampuan finansial membeli robot seharga ratusan juta buatan Jerman itu.

Tahun ini, tim robotica SMK NS yang dibimbing oleh Wiwit Prastowo S.Pd memiliki target lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. Dua siswa yakni Arya Prima Loma Afreda kelas XII TKJ dan Muhamad Agil Fahmi Saputra kelas XI TKJ dipilih berdasarkan pengamatan dan potensi yang dimiliki.

Keduanya merupakan siswa yang getol dalam kegiatan ekskul robotica. Lomba tingkat provinsi kali ini diadakan secara virtual. Di bidang robotica, materi lomba berupa simulasi robot pembawa barang yang ditugaskan membawa produk dari tempat produksi ke gudang. 

Terkait dengan hasil yang telah diperoleh di tingkat kabupaten, Khoiril menyebut, pihaknya telah memberikan reward berupa bebas SPP selama tiga bulan mulai April. “Bila juara provinsi rewardnya berupa uang pembinaan dan beasiswa selama enam bulan,” ujarnya.

Bagi Khoiril, hasil tersebut diharapkan dapat membuka mata banyak pihak bahwa sekolah yang berbasis pesantren pun bisa bersaing dalam hal kecanggihan teknologi yang selama ini identik dengan siswa di perkotaan yang lebih modern. “Kami ingin berbagai ilmu dan bisa belajar satu sama lain,” pungkasnya. (Dia)

 


Print BeritaPrint PDFPDF

Berita Lainnya


Silahkan Tinggalkan Komentar


Nama *
Email * Tidak akan diterbitkan
Url  masukkan tanpa Http:// contoh :www.roomantik.com
Komentar *
security image
 Masukkan kode diatas
 

Ada 0 komentar untuk berita ini